Liputan6.com, Jakarta Google membawa sejumlah fitur seperti mode penghemat memori dan penghemat energi untuk peramban (browser) mereka Chrome di update 108, yang diklaim bisa meningkatkan kinerja browser dan memperpanjang masa pakai baterai.
Mark Chang, Group Product Manager Chrome di blog resmi Google, mengatakan mereka memperkenalkan dua setelan kinerja baru sehingga Chrome menggunakan memori hingga 40 persen dan 10 GB lebih sedikit.
Baca Juga
Hal ini agar tab pengguna tetap berjalan lancar, dan memperpanjang baterai Anda saat hampir habis.
Advertisement
"Kami akan meluncurkan mode Memory Saver dan Energy Saver selama beberapa pekan ke depan secara global untuk Windows, macOS, dan ChromeOS," kata Chang, dikutip Selasa (13/12/2022).
Untuk mode Memory Saver, akan membebaskan memori dari tab yang tidak digunakan, sehingga situs yang aktif dan sedang dijelajahi di Google Chrome akan tetap menghadirkan pengalaman yang lancar.
"Ini khususnya berguna saat Anda menjalankan aplikasi intensif lain, seperti editing video keluarga atau bermain gim. Semua tab yang tidak aktif akan dimuat ulang ketika Anda membutuhkannya," kata Chang.
Sementara, fitur mode Energy Saver berguna untuk memaksimalkan masa pakai baterai perangkat desktop.
Saat pengguna menjelajahi Web dengan Chrome dan baterai perangkat mencapai 20 persen, Chrome akan menghemat daya dengan membatasi aktivitas latar belakang dan efek visual untuk situs web dengan animasi dan video.
Chang juga menegaskan pengguna akan punya kendali untuk mempersonalisasi kinerja Chrome yang dia gunakan, di mana fitur ini bisa dimatikan, atau menandai situs yang dikecualikan dari Memory Saver.
Nantinya, kontrol untuk fitur tersebut bisa ditemukan di menu tiga titik di aplikasi Chrome.
Google Chrome Pamit dari Windows 7 dan 8
Sebelumnya, Google mengumumkan akan menyetop dukungan Google Chrome untuk Windows 7 dan 8.1 mulai Februari 2023.
Walau pamit dari Windows 7 dan 8.1, Google meyakinkan pengguna Windows 10 masih dapat menggunakan browser Chrome untuk menjelajah internet.
"Dengan peluncuran Chrome 110 (7 Februari 2023), kami resmi mengakhir dukungan untuk Windows 7 dan Windows 8.1," tulis Google yang dikutip Bleeping Computer, Rabu (26/10/2022).
Keputusan Google menghentikan dukungan Chrome ini sesuai dengan kebijakan siklus Microsoft Windows. Disebutkan, dukungan program Extended Security Update (ESU) untuk Windows 7 dan Windows 8.1 ini akan berakhir pada 10 Januari 2023.
Menurut Statcounter GlobalStats, Windows 7 saat ini masih dipakai di lebih dari 10 persen seluruh perangkat Windows di dunia, dan Windows 8.1 hanya 2,8 persen.
Informasi, Google Chrome memiliki pangsa pasar lebih dari 65 persen browser di dunia saat ini. Diikuti oleh Safari di sekitar 18 persen, dan Microsoft Edge dengan angka 4,32 persen.
Meski versi lama Google Chrome masih berfungsi di Windows 7 dan 8.1 saat dukungan dihentikan, Google menyarankan pengguna untuk update OS mereka.
Dengan begini, pengguna Windows tetap akan menerima pembaruan keamanan Google Chrome yang diluncurkan secara bertahap. "Chrome versi lama akan terus berfungsi, tetapi tidak akan ada pembaruan untuk pengguna di sistem operasi ini," tambah Google.
Advertisement
Google Mulai Ganti Password dengan Passkey di Chrome dan Android
Selain itu, Google juga baru saja mengulirkan dukungan passkey ke Android dan browser Chrome, untuk memudahkan pengguna login ke aplikasi, website, dan perangkat.
Adapun passkey merupakan standar login baru menggantikan password setiap kali pengguna masuk ke laman web, aplikasi, atau perangkat.
"Passkey adalah pengganti password dan fitur otentikasi, dengan kemampuan jauh lebih aman," sebagaimana Liputan6.com kutip dari keterangan Google, Kamis (13/10/2022).
Google menambahkan, "Passkey tidak dapat digunakan kembali, tidak muncul saat server diretas, dan melindungi pengguna dari serangan phishing."
Standar Login Tanpa Kata Sandi
Fitur passkey ini pertama kali diumumkan pada Mei 2022 sebagai bagian dari rencana mendukung standar login tanpa kata sandi. Dibuat oleh FIDO (Fast IDentity Online) Alliance, passkey didukung oleh perusahaan teknologi besar lainnya, seperti Apple dan Microsoft.
Untuk membuat passkey, diperlukan konfirmasi dari pengguna tentang akun yang akan digunakan untuk masuk ke layanan online. Setelah itu, dilanjutkan dengan menggunakan informasi biometrik pengguna atau kode sandi yang dikirim ke perangkat.
Dengan menggunakan passkey ini, masuk ke website lewat perangkat mobile hanya perlu dua langkah sederhana dengan memilih akun dan memberikan sidik jari, wajah, atau kata kunci ketika diminta.
Karena lintas platform dan sudah sesuai standar industri, maka passkey juga akan berfungsi di Windows, macOS, iOS, dan ChromeOS.
(Dio/Isk)
Advertisement